Keuntungan Penggunaan Teknologi Agrodyke Pada Tanaman Padi
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa Teknologi Agrodyke memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk bertumbuh dengan baik. Salah satunya bisa dilihat dari perbandingan foto-foto tanaman padi yang menggunakan Teknologi Agrodyke di bawah ini. Dan pada halaman berikutnya akan dibahas detail tentang perbandingan pada tanaman padi yang menggunakan dengan yang tidak menggunakan Teknologi Agrodyke.
Perbandingan Akar Padi
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa Teknologi Agrodyke memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk bertumbuh dengan baik. Salah satunya bisa dilihat dari perbandingan foto-foto akar yang ditanam dengan memakai Agrodyke dengan tanaman yang tidak memakai Agrodyke.
Perbandingan akar yang memakai dan yang tidak memakai Agrodyke
Perbandingan pertumbuhan akar antara padi menggunakan Teknologi Agrodyke dan Padi konvensional, Malaysia, 2013. |
Hal pertama yang kita lihat adalah perbedaan pada akar, karena akar adalah satu penopang dari hidup nya tumbuhan. Tanpa akar maka tumbuhan tidak akan bisa mencari air dan zat makanan yang diperlukan untuk keberlangsungan tumbuhan itu sendiri, selain itu tanpa akar maka tumbuhan atau pohon tidak akan bisa berdiri kokoh melawan terjangan angin dan hujan deras, dan tanpa akar maka tumbuhan akar mudah roboh atau tercabut dari tanah. Akar juga memiliki fungsi untuk menyimpan cadangan makanan dari hasil fotosintesis
Pada tanama padi, semakin banyak akar yang tumbuh dan semakin panjang akar yang terbentuk maka semakin besar pula ukuran batang dan daunnya. Alhasil, jumlah dan berat bulir yang terbentuk pun semakin bertambah. Pada tanaman yang menggunakan Teknologi Agrodyke akan terlihat akar tumbuh lebih baik dibandingkan yang tidak memakai, hal ini disebabkan kandungan N, P dan Ca yang terdapat dalam Teknologi Agdoryke bekerja dengan baik.
Kesuburan Tanah
Dalam bukunya, Pupuk dan Cara Pemupukan, Sutejo.M.M menjelaskan bahwa Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan tanaman.
Dari penjelasan di atas maka salah satu indikator kesuburan tanah dapat dilihat dari kedalaman tanah tersebut. Dan kita bisa melihat perbedaan kedalaman tanah antara yang menggunakan Teknologi Agrodyke dan yang tidak menggunakan Teknologi Agrodyke.
Perbandingan kedalaman tanah yang memakai dan yang tidak memakai Agrodyke
Anakan Padi dengan Teknologi Agrodyke
Dengan dukungan tanah yang subur dan mikroba yang melimpah, terpenuhinya nutrisi bagi tanaman, akar yang panjang dan kokoh yang mampu mencari/ menyerap makanan dan mengangkatnya ke daun bendera maka pertumbuhan anakan akan cepat dan lebih banyak.
Foto Hasil pemakaian Teknologi Agrodyke di Provinsi Sulawesi Tengah, 2005. |
Pemberian pupuk pada waktu, dosis, jenis dan cara yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal dan meningkatkan produksi. Kandungan nutrisi mikro pada Agrodyke, khususnya Sulfur (S), berperan penting dalam meningkatkan jumlah anakan padi.
Foto Aplikasi Agrodyke di Karaopa, Kabupaten Morowali, Propinsi Sul-teng 2004, |
Pertumbuhan Anakan Padi dengan Teknologi Agrodyke
Pemakaian Teknologi Agrodyke pada tanaman Padi dapat memacu pertumbuhan anakan dan menjadikannya anakan produktif. Berikut ini adalah proses pertumbuhan anakan padi yang menggunakan Teknologi Agrodyke sampai menjadi anakan Produktif.
Padi Berumur 70 hari mempunyai 60 anakan produktif |
Bulir Padi dengan Teknologi Agrodyke
Aplikasi Teknologi Agrodyke selain mampu memicu pertumbuhan anakan produktif, Agrodyke juga mampu memperbanyak bulir padi tiap batangnya. Bulir padi akan terisi pebuh, berbobot dan bernas. Hal ini dikarenakan unsur micro-nutrients pada Agrodyke (Mg, Fe dan Zn) bekerja optimal.
Foto Hasil pemakaian Teknologi Agrodyke di Provinsi Kalimatan Barat, 2016 |
Foto Hasil pemakaian Teknologi Agrodyke di Provinsi Kalimatan Barat, 2012. |
Daun Padi dengan Teknologi Agrodyke
Fungsi daun yang utama pada setiap tumbuhan pada dasarnya sama, yaitu berfungsi sebagai tempat pengolahan zat makanan. Proses pengolahan zat makanan pada daun ini disebut fotosintesis. Tunbuhan mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai sel-sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Oleh karena itu, jika kita melihat daun padi tidak berwarna hijau dan kering, maka bisa dipastikan fotosintetis di tanaman tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga tanaman tersebut kekurangan cadangan makanan yang berakibat pada pertumbuhan yang tidak optimal bahkan mati.
Tanaman padi yang menggunakan Teknologi Agrodyke akan memiliki daun berwana hijau tua yang membuktikan bahwa unsur Makro seperti: N, P, K, Mg, Ca, dan S; dan unsur Mikro seperti: Bo, Cu, Zn, Fe, Mo, Mn, dan Na bekerja dengan baik sehingga mampu diserap oleh tanaman padi.
Perbandingan kondisi daun tanaman padi yang memakai dan yang tidak memakai Teknologi Agrodyke
Foto tanaman Padi yang menggunakan Teknologi Agrodyke di Provinsi Lampung, 2015 |
Agrodyke pada Musim Kering
Dari hasil penelitian beberapa lembaga sosial ekonomi pertanian, diindikasikan bahwa penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia secara terus menerus, serta penerapan komposisi yang tidak tepat, mengakibatkan kondisi tanah pertanian menjadi kritis, dan menurunnya tingkat kesuburan tanah. Saat ini para petani sudah sangat tergantung pada penggunaan pupuk kimia. Sehingga semakin lama penggunaan pupuk kimia yang tidak dibatasi mengakibatkan lahan pertanian semakin kritis karena terjadinya proses endapan atau residu pupuk kimia terhadap tanah.
Agrodyke memiliki kemampuan meluluhkan mineral liat dan melepaskan ikatan-ikatan ion-ion unsur hara yang selama bertahun-tahun terikat oleh mineral liat pada lapisan hardpan pada tanah sawah dan lapisan glay horizon pada tanah kering. Sehingga penggunaan Teknologi Agrodyke pada tanah kering dapat membantu pertumbuhan tanaman padi dan mengoptimalkan hasil panen.
Foto Hasil pemakaian Teknologi Agrodyke pada musim kering di lahan milik Bpk. Romendan,Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, 2015. |
Hasil Rendemen Padi Dengan Teknologi Agrodyke
Rendemen adalah penyusutan dari Gabah Kering Giling (GKG) menjadi beras yang dinyatakan dalam persen. Misal, bila ada 100 Kg GKG kemudian digiling menjadi beras 73 Kg maka rendemen gabah tersebut adalah 73%.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman di lapangan, Rendemen hasil padi yang menggunakan Teknologi Agrodyke berkisar antara 68% – 75%. Sedangkan rendemen normal di Indonesia hanya 55% – 63%. Tingginya rendemen ini disebabkan oleh bulir padi yang bernas (beras mengisi penuh gabah dan berat) sedangkan kulit gabah tipis. Dengan begini maka hasil panen padi akan meningkat sampai > 30%
Hasil Panen Padi Dengan Teknologi Agrodyke